BOGORTERKINI.COM-Ketahanan pangan adalah program pemerintah yang pendanaannya diambil dari Dana Desa (DD) sebesar 20 persen, dan baru dimulai pada tahun 2022 lalu.
Namun untuk desa Jambuluwuk Kecamatan Ciawi, program ketahanan pangan yang disalurkan ke penerima manfaat layak disoroti.
Seperti yang diungkapkan oleh Saepudin, anggota kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) Cahaya Cukanggaleuh tersebut, mengakui bahwa kelompoknya sebagai salah satu penerima dari program ketahanan pangan.
Namun ia dan rekannya hanya menerima dalam bentuk benih ikan lele sekitar 4000 ekor dan perlengkapan kolam, serta pakan yang dianggapnya kurang memadai.
“Pakan yang dikasih mereknya adalah Tenar, inginnya sih saya bukan pakan itu, ada satu lagi jenisnya yang agak bagusan, tapi mau protes gimana, karena yang mengadakan semuanya kan pihak desa, takutnya itu jatahnya memang begitu,”ungkap dia. Rabu, ( 26/4/2023).
Akibatnya sambung dia, lele yang dipeliharanya tersebut mengalami keterlambatan pertumbuhan karena sudah tiga bulan dipelihara dan baru masuk ke ukuran konsumsi.
“Makanya saya mau tanya lagi ke desa, apakah masih ada jatah pakan, karena pakan sudah habis.
Tadinya mau dijual saja, tapi harga sedang murah karena biasanya begitu kalau sebelum dan sesudah Idul fitri,”jelas dia.
Pengakuan Saepudin itu dibantah oleh Maryati selaku pengelola dana ketahanan pangan desa Jambuluwuk, karena menurutnya tidak benar jika pembudidaya hanya diberikan pakan merek Tenar yang notabene hanya berprotein sekitar 20 persen.
Sebelumnya pembudidaya juga pernah diberikan pakan jenis Pf 1000 yang berprotein lebih tinggi dan diperuntukkan untuk benih ikan lele.
“Awalnya dikasih Pf 1000, merek 781 dua kali dan dilanjut merek tenar,itu berdasarkan arahan dari dinas Perikanan,”jelas Maryati, via pesan singkatnya.
Sampai berita ini diturunkan, Ahmad selaku ketua TPK Ketahanan pangan desa Jambuluwuk belum berhasil diwawancara, terkait mekanisme penyaluran dan dana secara Keseluruhan untuk program tersebut, serta berapa kelompok penerima (ash/wan)***